Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade
Gridhot.ID - Belakangan ini seorang anggota TNI mendadak viral di media sosial karena kepiawaiannya menguasai tujuh bahasa asing yang berbeda.
Sosok tersebut bernama Hardius Rusman yang mempunyai pangkat Kopral Dua (Kopda).
Kemampuan Anggota Kodim 0111/Bireuen ini pun membuat kagum banyak publik.
Tidak disangka, Hardius hanya mempelajari 7 bahasa asing melalui media sosial, seperti Facebook, Whatsapp dan beberapa media sosial lainnya.
Selama mempelajari bahasa-bahasa asing, Kopda Hardius tak pernah sekalipun belajar secara formal atau berguru kepada ahli bahasa.
Ke-7 bahasa asing yang ia kuasai terdiri dari bahasa Jerman, Prancis, Portugis, Belanda, Spanyol, Inggris dan Itali.
Melansir dari TribunJakarta, walaupun hanya lulusan SMA, Kopada Hardius Rusman ternyata punya prestasi mentereng yang tak semua prajurit kuasai.
Sosoknya pun viral ketika terekam video dan tersebar di media sosial sedang menjadi penerjemah Atase Militer saat berkunjung ke Aceh.
Sebanyak 28 Atase Militer dari 22 negara pun merasa bangga dengan kemampuan Kopada Hardius.
Dalam sebuah wawancara dengan Serambi Indonesia di Makodim Bireun, Aceh, Selasa (4/12/2019), Kopda Hardius menjelaskan bagaimana bisa menguasai 7 bahasa asing.
"Saya hanya belajar melalui media sosial (medsos), seperti Google Translate, Facebook, WhatsApp, Messenger dan jejaring sosial lainnya," ujar Kopda Hardius kepada Serambi Indonesia.
Menurut dia, media sosial menjadi sangat positif sejauh kita memanfaatkannya dengan baik.
Begitulah pelajaran yang dipetik dari Kopda Hardius mempelajari 7 bahasa asing di atas.
Baca Juga: Pamer Foto Slip Gaji, Bupati Banjarnegara Merasa Tunjangannya Kurang, Budhi Sarwono Tak Merasa Risih
"Berkat aplikasi medsos itu, sekarang saya sudah menguasai tujuh bahasa asing. Terdiri dari Bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Portugis, Italia dan Bahasa Belanda,” ia menambahkan.
Saat sedang di kantor pun sembari bertugas ia sering membuka medsos untuk belajar bahasa asing.
Terkadang ia terlihat sedang menelepon kenalannya di dunia maya dan berbicara menggunakan bahasa Spanyol.
"Saya belum pernah bertugas ke luar negeri, saya juga belum pernah jalan-jalan ke luar negeri, saya hanya berselancar lewat dunia maya," ungkap Kopda Hardius.
Dengan nada suaranya yang cukup keras, ia sesekali tertawa terbahak-bahak, mengundang perhatian teman sekantornya.
Sepertinya ia sudah kenal dekat dengan lawan bicaranya.
Ia pun menjelaskan orang yang sedang berbincang dengannya adalah temannya dari Chile.
Ia juga mengaku belum pernah bertemu dengan orang tersebut hanya melalui voice call.
Lewat voice call-lah Kopda Hardius melatih bahasa asing yang ia pelajari langsung dari penutur aslinya.
Untuk memperlancar bahasa asing yang dipelajari, Kopda Hardius sering meluangkan waktu berbicara dengan native speake sekitar 30 menit melalui voice call.
Dari sanalah ia tau bagaimana mengucapkan kosa kata sekaligus koreksi dari lawan bicaranya.
"Saya memang hampir tiap hari menyempatkan diri berbicara sekitar tiga puluh menit dengan teman-teman dari berbagai negara secara bergantian dalam tujuh bahasa asing yang saya kuasai,” beber dia.
Padahal Kopda Hardius hanya tamatan SMA dan pangkatnya sebagai anggota TNI AD juga termasuk rendah.
Seperti yang diberitakan, kemampuannya ini pun memperoleh apresiasi dari istri dari 28 atase militer yang berasal dari 22 negara saat berkunnjung ke aceh.
Para istri atase militer ini terkesan dengan kemampuan Hardius menjelaskan setiap objek yang dikunjungi.
Mereka puas karena ketika ditanya banyak hal tentang lokasi yang dikunjungi dapat dijelaskan Kopda Hardius menggunakan bahasa asal mereka.
Kunjungan para atase militer ini menjadi agenda rutin tahunan yang diselenggarakan Mabes TNI untuk tujuan memperkenalkan lebih jauh budaya Indonesia.
Sekilas, prajurit ini memang terlihat biasa saja, tetapi siapa sangka jika ternyata dia mampu menguasai 7 bahasa dunia.
Tak heran banyak keluarga atase yang menjadikan dirinya sebagai tempat bertanya.
“Kepada para ibu atase militer dari 22 negara itu, saya lebih banyak mempromosikan Aceh," ucap Kopda Hardius.
"Jujur saya sangat sayang dengan Aceh," kata pria kelahiran Bengkulu 1984 ini.
Kopda Hardius sengaja ditugaskan ke Aceh atas perintah Aspes Kodam Iskandar Muda sebagai penerjemah bagi para istri dari atase militer 22 negara sahabat.
Kopda Hardius mengaku mampu menguasai 7 bahasa asing dengan modal utama, yaitu percaya diri.
Bahkan ia sempat dianggap gila oleh orang-orang yang melihatnya belajar bahasa asing.
Sebab ia sering berkata-kata sendiri ataupun berbicara melalui telepon dengan bahasa asing untuk belajar.
"Ssetiap hari saya terus belajar memperlancar ke 7 bahasa yang saya pelajari itu, di mana pun saya duduk," terang Kopda Hardius.
"Baik itu berdinas maupun di warung. Iya kita anggap wajarlah, karena orang kan tidak pernah tahu kalau kita lagi mempelajari sesuatu hal," kata dia lagi.
Setelah menguasai 7 bahasa asing, ia mimpinya tak mengaku ingin ikut diberangkatkan dalam rangka dinas ke luar negeri, baik itu Lebanon, Kongo serta negara lainnya.(*)